Loading

7 Strategi Pengadaan Barang: Panduan Lengkap, Tahapan, dan Contoh Praktik Efektif

svg7 November 2025LogistikAdmin istrator

Bagikan

GolekTrukStrategi Pengadaan Barang: Pengadaan barang merupakan bagian penting dalam operasional setiap perusahaan. Proses ini tidak hanya sekadar membeli produk atau bahan, tetapi juga melibatkan perencanaan, pemilihan vendor, pengendalian kualitas, dan pengelolaan biaya agar kebutuhan perusahaan terpenuhi secara efisien. Strategi pengadaan barang yang tepat dapat membantu perusahaan menekan biaya, mempercepat proses produksi, menjaga kualitas, dan mengurangi risiko gangguan pasokan.

Di era bisnis modern, praktik pengadaan yang terstruktur dan berbasis data menjadi kunci untuk menjaga daya saing. Artikel ini akan membahas prinsip, tahapan, model, serta contoh implementasi strategi pengadaan barang secara praktis, sehingga dapat dijadikan panduan bagi profesional, pelaku bisnis, maupun tim operasional perusahaan.

Definisi Strategi Pengadaan Barang

Definisi Strategi Pengadaan Barang

Strategi pengadaan barang adalah pendekatan terencana dan sistematis yang digunakan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan barang atau jasa secara efisien, efektif, dan berkelanjutan. Proses ini mencakup identifikasi kebutuhan, pemilihan pemasok, negosiasi harga, manajemen kontrak, hingga pengiriman barang agar sesuai dengan kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya yang diinginkan.

Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan biaya operasional, memastikan konsistensi kualitas produk, mengurangi risiko gangguan pasokan, dan membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok. Strategi pengadaan barang sering dikaitkan dengan konsep strategic sourcing, vendor management, dan supply chain optimization, sehingga menjadi salah satu kunci keberhasilan operasional dan daya saing bisnis modern.

Tujuan Strategi Pengadaan Barang

Tujuan Strategi Pengadaan Barang

Strategi pengadaan barang bertujuan untuk memastikan setiap kebutuhan perusahaan terpenuhi secara tepat, efisien, dan berkelanjutan. Beberapa tujuan utamanya meliputi:

  1. Efisiensi Biaya – Mengurangi pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas barang atau jasa yang dibutuhkan.

  2. Kualitas Produk Terjamin – Memastikan barang yang diterima memenuhi standar teknis dan spesifikasi yang ditetapkan.

  3. Ketepatan Waktu Pengiriman – Menjamin barang tersedia tepat waktu untuk mendukung operasional perusahaan.

  4. Pengelolaan Risiko – Mengurangi risiko keterlambatan, gangguan pasokan, atau kualitas yang tidak sesuai.

  5. Transparansi dan Akuntabilitas – Menjamin proses pengadaan dapat diaudit dan keputusan pembelian dapat dipertanggungjawabkan.

  6. Hubungan Jangka Panjang dengan Pemasok – Membangun kemitraan strategis untuk kolaborasi yang lebih baik dan stabilitas pasokan.

Dengan fokus pada tujuan-tujuan ini, strategi pengadaan barang tidak hanya membantu efisiensi operasional, tetapi juga meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis secara keseluruhan.

Prinsip Utama Pengadaan Barang

Prinsip Utama Pengadaan Barang

Prinsip pengadaan barang menjadi pedoman bagi perusahaan untuk menjalankan proses procurement secara profesional, efisien, dan berkelanjutan. Prinsip-prinsip utama meliputi:

  1. Efisiensi – Mengoptimalkan biaya tanpa mengurangi kualitas barang atau jasa yang dibutuhkan.

  2. Transparansi – Seluruh proses pengadaan dilakukan secara terbuka dan dapat diaudit, sehingga menghindari praktik tidak fair.

  3. Akuntabilitas – Setiap keputusan pembelian tercatat dan dapat dipertanggungjawabkan.

  4. Keadilan – Pemilihan pemasok dilakukan secara objektif dan berdasarkan kriteria yang jelas.

  5. Kualitas – Barang yang diterima harus sesuai standar teknis dan memenuhi kebutuhan operasional.

  6. Ketepatan Waktu – Pengiriman dan ketersediaan barang harus tepat waktu agar mendukung kelancaran operasional perusahaan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, perusahaan dapat membangun sistem pengadaan yang andal, mengurangi risiko, serta meningkatkan kepercayaan terhadap manajemen procurement dan pemasok.

Strategi Pengadaan Barang

Strategi Pengadaan Barang

Tahapan strategi pengadaan barang perlu dilakukan secara terstruktur agar proses pembelian berjalan efektif, mengurangi risiko kesalahan, serta menghasilkan keputusan procurement yang tepat. Berikut langkah-langkah utamanya:

1. Analisis Kebutuhan

Perusahaan mengidentifikasi barang atau layanan yang diperlukan, spesifikasi teknis, jumlah, urgensi, serta tujuan penggunaan. Tahap ini memastikan bahwa pengadaan dilakukan sesuai kebutuhan operasional dan tidak bersifat berlebihan.

2. Perencanaan Anggaran dan Jadwal

Setelah kebutuhan ditentukan, perusahaan menyusun estimasi biaya, alokasi anggaran, dan timeline pengadaan. Tahap ini bertujuan menjaga efisiensi anggaran serta menghindari penundaan produksi akibat keterlambatan pembelian.

3. Sourcing dan Seleksi Vendor

Perusahaan mengumpulkan informasi pemasok potensial melalui riset pasar, permintaan penawaran harga (request for quotation), atau permintaan proposal (request for proposal). Proses seleksi dilakukan berdasarkan harga, kualitas, reputasi, ketepatan waktu, dan kemampuan memenuhi permintaan dalam jangka panjang.

4. Negosiasi dan Penetapan Kontrak

Negosiasi dilakukan untuk memperoleh harga terbaik, ketentuan pembayaran yang sesuai, serta kualitas barang yang optimal. Selanjutnya, kontrak disusun sebagai dasar hukum kerja sama, meliputi ketentuan pengiriman, garansi, dan layanan purna jual.

5. Pemesanan dan Pelaksanaan Pembelian

Setelah kontrak ditandatangani, perusahaan mengeluarkan purchase order (PO) dan melakukan pemantauan proses pengiriman. Tahap ini memastikan barang diproduksi, dikirim, dan diterima sesuai jadwal.

6. Penerimaan dan Pemeriksaan Barang

Barang yang tiba diperiksa untuk memastikan spesifikasi, kualitas, dan kuantitas sesuai pesanan. Jika terdapat ketidaksesuaian, perusahaan dapat mengajukan komplain atau penggantian barang kepada vendor.

7. Evaluasi Vendor

Setelah proses pengadaan selesai, vendor dievaluasi berdasarkan kualitas barang, ketepatan waktu pengiriman, harga, dan respons layanan. Evaluasi ini membantu perusahaan menentukan apakah pemasok layak digunakan kembali serta meningkatkan kualitas rantai pasok ke depannya.

Penerapan tahapan ini memungkinkan perusahaan menjalankan proses procurement secara profesional dan terukur, serta mendukung tercapainya efisiensi dan keberlanjutan operasional.

Model Strategi Pengadaan Barang yang Umum Digunakan

Model Strategi Pengadaan Barang yang Umum Digunakan

Dalam proses pengadaan, setiap perusahaan dapat memilih model strategi yang paling sesuai dengan skala operasional, sumber daya, dan karakter bisnisnya. Pemilihan model yang tepat membantu meningkatkan efisiensi, mengontrol biaya, serta memastikan ketersediaan barang secara konsisten. Berikut beberapa model strategi pengadaan barang yang umum diterapkan:

1. Centralized Procurement

Seluruh aktivitas pengadaan dilakukan secara terpusat oleh satu unit khusus. Model ini memastikan standarisasi kualitas, negosiasi harga lebih kuat karena volume pembelian besar, serta kontrol anggaran lebih ketat. Model ini cocok untuk perusahaan skala besar yang memiliki banyak cabang atau unit bisnis.

2. Decentralized Procurement

Kewenangan pembelian diberikan kepada masing-masing divisi atau unit operasional. Model ini memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi dan mempercepat proses pengadaan barang khusus untuk kebutuhan spesifik. Biasanya digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki struktur operasional kompleks dan kebutuhan variatif.

3. Hybrid Procurement

Model gabungan antara centralized dan decentralized, di mana pengadaan strategis dilakukan secara terpusat, sedangkan pembelian teknis atau kebutuhan harian dikelola setiap unit. Pendekatan ini memungkinkan keseimbangan antara kontrol pusat dan fleksibilitas unit operasional.

4. e-Procurement

Proses pengadaan dilakukan secara digital melalui sistem atau aplikasi khusus. Sistem e-procurement meningkatkan kecepatan proses, transparansi, dan otomatisasi dokumen seperti penawaran, PO, dan pembayaran. Model ini sesuai untuk perusahaan yang ingin meningkatkan efisiensi dan akurasi melalui teknologi.

5. Just-In-Time (JIT)

Barang dipesan sesuai kebutuhan aktual operasional, sehingga perusahaan tidak perlu menyimpan stok besar. Model ini menekan biaya gudang dan risiko penumpukan barang. Namun, membutuhkan pemasok yang sangat andal dan sistem logistik yang solid untuk menghindari gangguan pasokan.

6. Strategic Partnership

Perusahaan menjalin kerja sama jangka panjang dengan pemasok utama untuk menjamin kualitas dan kontinuitas pasokan. Model ini menghasilkan kolaborasi yang lebih kuat, inovasi bersama, serta stabilitas harga dalam jangka panjang.

Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga perusahaan perlu menganalisis kebutuhan internal, struktur organisasi, dan kondisi pasar sebelum memilih strategi pengadaan yang paling efektif dan berkelanjutan.

KPI Pengadaan Barang

KPI Pengadaan Barang

Key Performance Indicators (KPI) dalam pengadaan barang digunakan untuk mengukur efektivitas, efisiensi, serta kualitas proses procurement di perusahaan. Dengan indikator yang tepat, manajemen dapat mengevaluasi kinerja tim pengadaan, mengidentifikasi kendala, serta meningkatkan strategi pembelian ke depannya. Berikut KPI utama yang umum digunakan dalam pengadaan barang:

1. Cost Saving

Mengukur jumlah penghematan yang diperoleh perusahaan melalui negosiasi harga, pemilihan vendor yang lebih efisien, atau optimasi proses pembelian. Indikator ini membantu menilai keberhasilan tim dalam menekan biaya operasional.

2. On-Time Delivery Rate

Menilai konsistensi pemasok dalam memenuhi jadwal pengiriman. Semakin tinggi tingkat ketepatan waktu, semakin baik kualitas kerja sama dan keandalan vendor terhadap kebutuhan perusahaan.

3. Procurement Cycle Time

Mengukur waktu yang dibutuhkan sejak permintaan pembelian dibuat hingga barang diterima. KPI ini menunjukkan efisiensi proses pengadaan. Semakin pendek siklusnya, semakin efektif sistem dan koordinasi internal.

4. Defect Rate atau Quality Compliance

Menilai tingkat ketidaksesuaian barang terhadap spesifikasi atau standar kualitas yang ditetapkan. KPI ini penting untuk memastikan produk atau bahan yang dibeli memenuhi kualitas terbaik.

5. Supplier Performance Score

Evaluasi menyeluruh terhadap kinerja vendor yang mencakup harga, waktu pengiriman, kualitas barang, respons komunikasi, serta layanan purna jual. Penilaian ini digunakan untuk menentukan pemasok strategis dan mengevaluasi keberlanjutan kerja sama.

6. Inventory Turnover

Mengukur kecepatan perputaran persediaan barang yang dibeli dan digunakan. KPI ini membantu memastikan bahwa stok tidak menumpuk, modal tidak terikat berlebihan, dan risiko barang rusak atau usang dapat diminimalkan.

7. Compliance to Procurement Policy

Menilai tingkat kepatuhan terhadap prosedur procurement perusahaan, termasuk penggunaan vendor resmi, proses tender, serta dokumentasi pembelian. KPI ini menjaga transparansi dan integritas proses pengadaan.

Dengan memonitor KPI tersebut secara konsisten, perusahaan dapat meningkatkan akurasi pengadaan, meminimalkan risiko supply chain, serta memastikan proses procurement berjalan sesuai tujuan efisiensi dan keberlanjutan bisnis.

Risiko dalam Pengadaan dan Mitigasi

Risiko dalam Pengadaan dan Mitigasi

Dalam proses pengadaan barang, perusahaan dapat menghadapi berbagai risiko yang memengaruhi kelancaran operasional, kualitas barang, dan biaya yang dikeluarkan. Memahami risiko ini dan menerapkan langkah mitigasi yang tepat sangat penting agar kegiatan procurement tetap aman, efisien, dan terkendali. Berikut risiko umum dalam pengadaan serta strategi penanganannya:

1. Keterlambatan Pengiriman

Risiko pengiriman yang terlambat dapat menghambat proses produksi atau operasional perusahaan.
Mitigasi: menetapkan SLA (Service Level Agreement), memilih vendor dengan rekam jejak baik, menyediakan pemasok cadangan, dan menerapkan buffer waktu dalam jadwal pengadaan.

2. Fluktuasi Harga Bahan atau Produk

Perubahan harga pasar secara tiba-tiba dapat meningkatkan biaya pengadaan.
Mitigasi: melakukan perjanjian harga jangka panjang, riset pasar berkala, serta membeli dalam volume besar jika sesuai kebutuhan untuk mendapatkan harga lebih stabil.

3. Barang Tidak Sesuai Spesifikasi

Produk yang diterima mungkin tidak memenuhi standar kualitas atau spesifikasi teknis.
Mitigasi: menerapkan SOP pemeriksaan barang, membuat dokumen spesifikasi yang jelas, serta memberikan ketentuan retur pada kontrak pembelian.

4. Ketergantungan pada Satu Vendor

Ketergantungan berlebih pada satu pemasok berpotensi mengganggu supply chain ketika vendor mengalami kendala.
Mitigasi: menggunakan strategi multi-vendor sourcing, melakukan evaluasi vendor secara rutin, dan membangun hubungan dengan alternatif pemasok.

5. Masalah Logistik dan Distribusi

Gangguan pada sistem transportasi atau armada pengiriman dapat menyebabkan barang tertahan.
Mitigasi: bekerja sama dengan penyedia logistik terpercaya, memantau proses pengiriman, serta menyiapkan solusi cadangan seperti platform pengiriman berbasis aplikasi untuk fleksibilitas armada.

6. Risiko Fraud atau Penyalahgunaan Anggaran

Potensi praktik tidak transparan dalam pengadaan dapat merugikan perusahaan secara finansial dan reputasi.
Mitigasi: menerapkan sistem audit, menggunakan e-procurement, dan memastikan dokumen pembelian, tender, dan pembayaran tercatat secara formal.

Dengan memahami risiko-risiko tersebut dan menerapkan langkah mitigasinya, perusahaan dapat meningkatkan ketahanan proses pengadaan, menjaga keandalan supply chain, serta mendukung operasional yang stabil dan efisien.

Contoh Implementasi Strategi Pengadaan Barang di Perusahaan

Contoh Implementasi Strategi Pengadaan Barang di Perusahaan

Agar konsep strategi pengadaan barang lebih mudah dipahami, berikut ilustrasi penerapan nyata di perusahaan manufaktur berskala menengah.

Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur Elektronik

Sebuah perusahaan manufaktur elektronik memerlukan komponen seperti PCB, kabel, dan kemasan untuk proses produksi. Perusahaan menerapkan beberapa langkah strategis pengadaan sebagai berikut:

  1. Analisis Kebutuhan Produksi
    Tim produksi menyusun daftar kebutuhan material berdasarkan forecast penjualan dan kapasitas pabrik. Informasi ini menjadi dasar perencanaan pembelian.

  2. Pemilihan Model Pengadaan Hybrid
    Pengadaan strategis seperti komponen utama dilakukan secara terpusat untuk memperoleh harga kompetitif, sedangkan pembelian item operasional harian (misalnya alat pelindung diri dan material kantor) dikelola oleh unit pabrik.

  3. Tender dan Evaluasi Vendor
    Perusahaan mengadakan tender terbatas untuk pemasok utama. Vendor dievaluasi berdasarkan harga, kualitas produk, kecepatan pengiriman, dan rekam jejak pelayanan.

  4. Kontrak Jangka Panjang dengan Vendor Utama
    Untuk komponen inti, perusahaan menandatangani kontrak satu tahun agar harga stabil dan pasokan terjamin. Kontrak memuat SLA, penalti keterlambatan, dan toleransi kualitas.

  5. Penggunaan Sistem e-Procurement
    Semua proses pembelian dicatat melalui sistem digital mulai dari permintaan pembelian hingga invoice. Pendekatan ini meningkatkan transparansi, mempercepat proses, serta meminimalkan human error.

  6. Penerapan Just-In-Time (JIT) untuk Barang Tertentu
    Komponen dengan perputaran cepat dipesan sesuai kebutuhan produksi sehingga mengurangi biaya gudang dan risiko penumpukan stok.

  7. Evaluasi Kinerja Vendor
    Setiap kuartal, perusahaan menilai kinerja pemasok berdasarkan KPI utama seperti ketepatan pengiriman, kualitas produk, dan tingkat respons terhadap masalah. Vendor berkinerja baik diprioritaskan untuk order berikutnya.

Melalui strategi tersebut, perusahaan berhasil mengoptimalkan biaya pengadaan, meningkatkan kualitas pasokan bahan baku, dan menjaga ritme produksi tetap stabil tanpa gangguan supply chain. Pendekatan ini menunjukkan bahwa penggabungan perencanaan matang, digitalisasi, dan evaluasi berkala menghasilkan proses pengadaan yang efisien dan berkelanjutan.

Kesalahan Umum dalam Strategi Pengadaan Barang

Kesalahan Umum dalam Strategi Pengadaan Barang

Dalam proses pengadaan barang, organisasi sering menghadapi hambatan akibat kesalahan perencanaan maupun pelaksanaan. Beberapa kekeliruan umum berikut perlu dihindari agar pengadaan berjalan efisien, tepat waktu, dan sesuai standar operasional perusahaan.

  1. Perencanaan kebutuhan yang tidak akurat
    Banyak perusahaan gagal menyusun estimasi kebutuhan secara presisi. Kondisi ini menimbulkan overstock, stok mati, atau kekurangan barang yang berdampak pada gangguan operasional. Perusahaan perlu melakukan perhitungan kebutuhan berbasis data, memperhatikan tren permintaan, dan melakukan evaluasi periodik.

  2. Tidak melakukan evaluasi vendor secara berkala
    Mengandalkan vendor lama tanpa mekanisme penilaian berkala sering menimbulkan risiko harga tidak kompetitif, kualitas menurun, dan waktu pengiriman terlambat. Audit vendor, benchmarking harga, serta monitoring kinerja pemasok melalui KPI wajib dijalankan secara konsisten.

  3. Dokumentasi dan SOP yang tidak konsisten
    Ketiadaan standar dokumentasi menyebabkan proses pengadaan tidak transparan dan rawan terjadi kesalahan atau penyimpangan. Pengendalian dokumen, rekam jejak transaksi, dan audit internal perlu diterapkan disiplin dan sistematis.

  4. Kurangnya koordinasi antar departemen
    Pengadaan sering kali melibatkan berbagai unit kerja, seperti operasional, keuangan, dan logistik. Minimnya koordinasi dapat memicu miskomunikasi, kesalahan pembelian, dan keterlambatan pemrosesan. Penggunaan sistem procurement digital dan komunikasi terstruktur menjadi solusi penting.

  5. Tidak memanfaatkan teknologi supply chain modern
    Banyak perusahaan masih mengandalkan proses manual, yang rentan kesalahan dan tidak efisien. Implementasi teknologi seperti e-procurement, inventory management system, dan otomatisasi approval workflow meningkatkan akurasi dan kecepatan proses.

  6. Fokus hanya pada harga terendah, bukan value terbaik
    Pemilihan vendor semata berdasarkan harga dapat berakhir pada kualitas buruk, biaya perbaikan tinggi, dan ketidakstabilan suplai. Evaluasi vendor harus mempertimbangkan harga, kualitas, SLA, ketepatan pengiriman, serta layanan purna jual.

  7. Tidak memiliki rencana mitigasi risiko
    Ketergantungan pada satu pemasok atau tidak adanya rencana cadangan dapat mengganggu suplai. Perusahaan harus memiliki alternative supplier, safety stock, dan strategi distribusi risiko yang berbasis analisis supply chain.

Mencegah kesalahan-kesalahan ini membantu perusahaan membangun proses pengadaan yang efisien, hemat biaya, dan berkelanjutan sehingga mendukung produktivitas serta daya saing bisnis secara keseluruhan.

GolekTruk untuk Pengiriman Barang

GolekTruk

Proses pengadaan tidak berhenti pada pembelian. Distribusi dan pengiriman barang menjadi fase krusial dalam rantai pasok. Untuk mendukung efisiensi logistik dan pengiriman hasil pengadaan, aplikasi GolekTruk dapat menjadi solusi efektif.

GolekTruk merupakan platform pencarian armada pengiriman barang untuk kebutuhan bisnis dan personal. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat:

  • Mencari armada truk sesuai kebutuhan pengiriman

  • Mendapat akses ke ratusan mitra armada terpercaya

  • Melakukan pengiriman dalam dan antar kota

Aplikasi ini mendukung kelancaran supply chain, terutama pada proses last mile delivery dan distribusi logistik setelah pengadaan barang.

Siap meningkatkan efisiensi logistik perusahaan Anda?
Gunakan GolekTruk untuk memastikan pengiriman barang yang cepat, aman, dan terukur.

Kesimpulan

Strategi pengadaan barang yang efektif merupakan fondasi penting bagi kelancaran operasional perusahaan dan keberlanjutan bisnis jangka panjang. Perencanaan kebutuhan berbasis data, evaluasi pemasok yang konsisten, penerapan teknologi procurement modern, serta pengendalian risiko supply chain akan memastikan proses pengadaan berjalan transparan, efisien, dan akuntabel. Selain itu, komitmen pada prinsip efisiensi biaya, kualitas barang, dan kecepatan pemenuhan kebutuhan harus menjadi orientasi utama dalam setiap pengambilan keputusan pengadaan.

Di tengah tuntutan operasional yang semakin dinamis, optimalisasi distribusi dan logistik juga menjadi komponen strategis. Untuk mendukung proses pengiriman barang yang cepat, tepat, dan mudah, perusahaan dapat memanfaatkan aplikasi seperti GolekTruk, platform pencarian armada pengiriman yang menyediakan akses cepat ke berbagai pilihan truk dan layanan logistik. Pemanfaatan solusi digital seperti ini membantu perusahaan memperkuat rantai pasok, menekan biaya transportasi, dan meningkatkan ketepatan waktu pengiriman.

Dengan penerapan strategi pengadaan yang tepat dan dukungan teknologi logistik yang mumpuni, perusahaan mampu meningkatkan daya saing, mencapai efisiensi operasional, serta menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.

GolekTruk Makin Lengkap

Sudah tau Golektruk belum ?

GolekTruk adalah marketplace logistic no. 1 di Indonesia, yang mempertemukan antara pengirim muatan dan penyedia jasa angkut, dan bisa bernegosiasi secara langsung tanpa ada POTONGAN sepeserpun !

Kamu bisa memakai golektruk untuk meningkatkan usaha jasa angkutmu dan untuk pengirim muatan, kamu bisa memakai GolekTruk untuk membantu anda pindahan rumah, kontrakan, kos maupun kebutuhan yang lainnya dengan mudah!

Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kemudahan dan efisiensi dalam mengelola bisnis logistik mu. GolekTruk kini hadir dengan fitur terbaru yang akan mengubah cara kamu bekerja. Selain menghubungkan dengan ribuan pemilik truk, kami juga menyediakan berbagai macam perlengkapan logistik yang dapat kamu beli dengan mudah. Dengan GolekTruk, kamu tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga mendapatkan akses ke berbagai pilihan produk dengan harga yang kompetitif. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi GolekTruk sekarang dan rasakan perbedaannya!

GolekTruk Makin Lengkap! Sekarang, bukan hanya cari jasa angkutan atau muatan, kamu juga bisa beli semua kebutuhan logistikmu di sini. Lebih mudah, lebih cepat!

Golektruk sudah banyak penggunanya ! dan di download lebih dari 150 ribu orang di seluruh Indonesia.

kamu mau coba ?

Unduh aplikasi GolekTruk sekarang di Play Store.


Bagikan
svg

Apa yang Anda pikirkan?

Lihat Komentar / Tinggalkan Komentar

Leave a reply

svg