Loading

Panduan Lengkap 5 Cara Menghitung Stok Barang Masuk dan Keluar Secara Manual dan Akurat

svg23 Oktober 2025LogistikAdmin istrator

Bagikan

GolekTrukCara Menghitung Stok Barang Masuk dan Keluar Secara Akurat: Dalam menjalankan bisnis, baik itu toko ritel, usaha distribusi, maupun industri manufaktur, pengelolaan stok barang merupakan hal yang sangat penting. Stok barang adalah jantung operasional — karena tanpa data stok yang akurat, bisnis bisa mengalami masalah serius seperti kekurangan barang (stock out), kelebihan stok (overstock), hingga kerugian finansial akibat salah perhitungan.

Banyak pelaku usaha masih mencatat barang masuk dan keluar secara manual tanpa sistem yang teratur. Akibatnya, laporan stok sering tidak sesuai dengan kondisi gudang sebenarnya. Padahal, mencatat barang masuk dan keluar secara rutin tidak hanya membantu memantau jumlah stok, tetapi juga mempermudah proses pembelian, pengiriman, serta evaluasi penjualan.

Di sinilah pentingnya memahami cara menghitung stok barang masuk dan keluar dengan benar. Dengan metode yang tepat, Anda bisa mengetahui:

  • Berapa jumlah stok awal, stok masuk, dan stok keluar,

  • Berapa sisa stok akhir yang tersedia di gudang,

  • Barang mana yang paling cepat habis atau paling lambat terjual,

  • Serta kapan waktu terbaik untuk melakukan restock.

Selain itu, pencatatan stok yang rapi juga membantu menjaga transparansi data dan efisiensi operasional. Misalnya, saat Anda ingin melakukan pengiriman barang, data stok yang akurat akan memudahkan perencanaan logistik dan memastikan pelanggan menerima barang tepat waktu.

Daftar Isi

Apa Itu Stok Barang Masuk dan Keluar?

Apa Itu Stok Barang Masuk dan Keluar?

Sebelum memahami cara menghitung stok, penting untuk mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan stok barang masuk dan keluar.

Secara sederhana, stok barang adalah jumlah barang yang dimiliki oleh sebuah bisnis pada waktu tertentu — baik yang disimpan di gudang, di toko, maupun dalam proses pengiriman. Stok ini bisa berupa barang jadi, bahan baku, suku cadang, atau produk setengah jadi, tergantung pada jenis usaha yang dijalankan.

Dalam pencatatan stok, ada dua aktivitas utama yang harus diperhatikan:

1. Barang Masuk (Incoming Stock)

Barang masuk adalah semua produk yang ditambahkan ke dalam persediaan.
Contohnya:

  • Barang dari hasil pembelian supplier,

  • Produk hasil produksi,

  • Barang retur dari pelanggan,

  • Barang pindahan dari gudang lain.

Setiap kali terjadi transaksi masuk, jumlah stok akan bertambah, dan harus segera dicatat agar data stok selalu akurat.

2. Barang Keluar (Outgoing Stock)

Sebaliknya, barang keluar adalah semua produk yang keluar dari gudang atau berkurang dari persediaan.
Contohnya:

  • Barang yang dijual ke pelanggan,

  • Barang yang dikirim ke cabang lain,

  • Barang yang rusak atau kadaluarsa,

  • Barang yang digunakan untuk keperluan internal.

Setiap transaksi keluar akan mengurangi stok yang tersedia, sehingga harus dicatat dengan teliti agar tidak terjadi selisih antara data dan kondisi fisik di lapangan.

Hubungan Antara Barang Masuk dan Barang Keluar

Untuk mengetahui jumlah stok akhir yang benar, kedua arus ini — barang masuk dan barang keluar — harus selalu diperbarui dalam catatan inventori. Rumus dasarnya sederhana:

Stok Akhir = Stok Awal + Barang Masuk – Barang Keluar

Dari rumus ini, Anda bisa mengetahui berapa banyak barang yang masih tersedia di gudang setelah semua transaksi terjadi. Jika pencatatan tidak dilakukan secara konsisten, bisnis bisa menghadapi masalah seperti:

  • Kekurangan stok saat ada permintaan tinggi,

  • Kelebihan stok yang menyebabkan biaya penyimpanan membengkak,

  • Sulit melakukan audit atau stok opname,

  • Tidak tahu kapan harus restock atau menghentikan pembelian.

Pentingnya Pencatatan Barang Masuk dan Keluar

Mencatat stok barang masuk dan keluar secara rutin memberikan banyak manfaat, antara lain:

  • Membantu mengontrol persediaan agar tidak kelebihan atau kekurangan.

  • Memudahkan pembuatan laporan keuangan dan pembelian.

  • Meminimalkan risiko kehilangan, pencurian, atau kesalahan pencatatan.

  • Meningkatkan efisiensi kerja tim gudang dan bagian logistik.

  • Menjadi dasar analisis untuk perencanaan penjualan dan distribusi.

Dengan pencatatan yang baik, Anda bisa mengetahui dengan cepat barang mana yang paling laku, barang mana yang lambat terjual, dan kapan waktu terbaik untuk melakukan pengadaan baru.

Rumus Dasar Menghitung Stok Barang Masuk dan Keluar

Rumus Dasar Menghitung Stok Barang Masuk dan Keluar

Setelah memahami apa itu stok barang masuk dan keluar, langkah selanjutnya adalah mengetahui rumus dasar untuk menghitung stok barang. Rumus ini menjadi fondasi utama dalam sistem manajemen persediaan (inventory management), baik dilakukan secara manual maupun menggunakan software seperti Microsoft Excel atau aplikasi stok barang gudang.

Rumus Umum Menghitung Stok Barang

Rumus paling sederhana yang digunakan dalam dunia bisnis dan logistik adalah:

Stok Akhir = Stok Awal + Barang Masuk – Barang Keluar

Penjelasan komponennya:

  • Stok Awal → jumlah barang yang tersedia di awal periode (misalnya awal bulan).

  • Barang Masuk → jumlah barang yang ditambahkan ke stok, baik dari pembelian, retur, atau produksi.

  • Barang Keluar → jumlah barang yang dikeluarkan dari stok untuk dijual, dikirim, atau digunakan.

  • Stok Akhir → jumlah barang yang tersisa setelah semua transaksi masuk dan keluar terjadi.

Dengan menggunakan rumus ini, Anda bisa selalu mengetahui jumlah persediaan terkini di gudang tanpa harus menghitung ulang secara fisik setiap hari.

Contoh Perhitungan Stok Barang Masuk dan Keluar

Agar lebih mudah dipahami, berikut contoh perhitungan sederhana:

KeteranganJumlah (Unit)
Stok Awal100
Barang Masuk50
Barang Keluar30
Stok Akhir120

Perhitungannya:

100 (stok awal) + 50 (masuk) – 30 (keluar) = 120 unit

Artinya, stok barang yang tersedia di gudang saat ini adalah 120 unit.

Contoh Rumus Stok Barang di Excel

Jika Anda menggunakan Microsoft Excel untuk mencatat stok, rumusnya bisa ditulis langsung pada kolom “Stok Akhir”:

= C2 + D2 - E2

Keterangan kolom:

  • C2 → kolom “Stok Awal”

  • D2 → kolom “Barang Masuk”

  • E2 → kolom “Barang Keluar”

Dengan rumus ini, setiap kali Anda menambah data barang masuk atau keluar, stok akhir akan terhitung otomatis.
Hal ini mempermudah pemantauan persediaan harian tanpa harus menghitung ulang secara manual.

Variasi Rumus Berdasarkan Kebutuhan

Dalam praktiknya, rumus dasar stok barang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan bisnis, misalnya:

  1. Mengetahui total barang masuk selama periode tertentu:

    Total Barang Masuk = Jumlah seluruh barang masuk dalam satu periode (minggu/bulan).

  2. Mengetahui total barang keluar:

    Total Barang Keluar = Jumlah seluruh barang keluar dalam periode tertentu.

  3. Menentukan rata-rata pergerakan stok (Stock Movement):

    Rata-rata Pergerakan = (Total Barang Masuk + Total Barang Keluar) / Jumlah Hari

    Rumus ini berguna untuk mengetahui seberapa cepat stok bergerak dari gudang ke pelanggan.

Pentingnya Menggunakan Rumus Stok Secara Konsisten

Banyak bisnis yang mengalami kesalahan karena tidak mencatat transaksi masuk dan keluar secara teratur. Akibatnya:

  • Data stok di sistem tidak sesuai dengan kondisi fisik di gudang.

  • Sulit menentukan kapan harus restock.

  • Laporan keuangan menjadi tidak akurat.

Dengan menggunakan rumus stok barang yang konsisten dan mencatat setiap transaksi secara real-time, Anda bisa menghindari selisih stok dan menjaga kelancaran operasional bisnis.

Cara Menghitung Stok Barang Masuk dan Keluar

Cara Menghitung Stok Barang Masuk dan Keluar

Bagi banyak pelaku usaha kecil dan menengah, menghitung stok barang secara manual masih menjadi cara yang paling sering digunakan. Metode ini tidak membutuhkan perangkat lunak khusus, hanya perlu ketelitian, kedisiplinan, dan pencatatan yang rapi.

Meski terlihat sederhana, pengelolaan stok barang manual bisa menjadi sangat efektif jika dilakukan dengan sistem yang teratur. Berikut panduan lengkapnya.

1. Siapkan Buku atau Lembar Catatan Stok

Langkah pertama adalah menyiapkan buku stok barang, lembar kerja kertas, atau tabel sederhana di Excel atau Google Sheets.
Pastikan formatnya memuat kolom seperti:

TanggalNama BarangStok AwalBarang MasukBarang KeluarStok AkhirKeterangan

Format ini membantu Anda melacak arus barang dari waktu ke waktu dan meminimalkan kesalahan pencatatan.

2. Catat Stok Awal

Sebelum melakukan transaksi apa pun, lakukan pencatatan stok awal — yaitu jumlah barang yang ada di gudang atau toko pada awal periode.
Misalnya, awal bulan Januari, stok “Kardus Ukuran M” berjumlah 100 pcs.
Data ini akan menjadi acuan dasar untuk semua perhitungan berikutnya.

3. Tambahkan Data Barang Masuk

Setiap kali Anda menerima barang dari pemasok, mencatat hasil produksi, atau menerima retur dari pelanggan, catat semua barang yang masuk ke dalam tabel.
Cantumkan tanggal, nama barang, dan jumlah unit yang diterima.

Contoh:
Pada tanggal 5 Januari, masuk 30 pcs “Kardus Ukuran M” dari supplier.
Maka kolom “Barang Masuk” diisi 30.

4. Kurangi Barang yang Keluar

Langkah berikutnya adalah mencatat barang yang keluar.
Barang keluar bisa berasal dari:

  • Penjualan ke pelanggan,

  • Pengiriman ke cabang lain,

  • Barang rusak, hilang, atau kadaluarsa.

Setiap transaksi harus langsung dicatat agar stok tetap akurat.
Misalnya, tanggal 7 Januari keluar 20 pcs “Kardus Ukuran M” untuk pengiriman pelanggan.
Isi kolom “Barang Keluar” dengan angka 20.

5. Hitung Stok Akhir dengan Rumus Sederhana

Gunakan rumus dasar berikut untuk menghitung stok akhir setiap periode:

Stok Akhir = Stok Awal + Barang Masuk – Barang Keluar

Contoh perhitungan:

  • Stok Awal: 100 pcs

  • Barang Masuk: 30 pcs

  • Barang Keluar: 20 pcs

Maka:
100 + 30 – 20 = 110 pcs

Stok akhir di gudang sekarang adalah 110 pcs.

6. Lakukan Pengecekan Fisik (Stok Opname)

Selain mencatat di buku, lakukan stok opname — yaitu pengecekan langsung ke gudang untuk memastikan jumlah fisik barang sesuai dengan catatan.
Jika ada perbedaan (selisih stok), lakukan pemeriksaan sebabnya, misalnya:

  • Barang rusak atau hilang,

  • Kesalahan input,

  • Pencatatan ganda.

Dengan melakukan stok opname rutin (misalnya setiap minggu atau setiap bulan), Anda dapat memastikan data stok tetap valid.

7. Simpan Catatan dan Laporan Stok Secara Berkala

Setelah satu periode selesai (misalnya akhir bulan), buat rekap laporan stok barang.
Tujuannya adalah untuk:

  • Mengetahui nilai persediaan akhir,

  • Membandingkan stok antar periode,

  • Menentukan kebutuhan pembelian barang baru.

Catatan ini juga penting jika Anda menggunakan data stok untuk laporan keuangan, akuntansi, atau audit internal.

Tips Agar Perhitungan Manual Tetap Efisien

Agar metode manual tetap efisien dan minim kesalahan:

  • Gunakan format tabel yang konsisten setiap bulan.

  • Simpan catatan stok di tempat aman dan mudah diakses.

  • Buat kode barang agar pencatatan lebih cepat dan rapi.

  • Gunakan warna stabilo atau penanda untuk barang yang stoknya menipis.

  • Rutin membandingkan catatan dengan stok fisik.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Manual

AspekKelebihanKekurangan
BiayaTidak memerlukan software atau sistem mahalButuh waktu dan tenaga lebih banyak
AkurasiAkurat jika dilakukan teliti dan rutinRentan kesalahan input
SkalabilitasCocok untuk usaha kecilKurang efisien jika jumlah barang banyak
FleksibilitasMudah disesuaikan dengan kebutuhanTidak real-time

Metode ini ideal bagi usaha mikro dan kecil (UMKM) yang belum memiliki banyak variasi barang, namun tetap ingin mengontrol stok secara mandiri dan terstruktur.

Cara Membuat Laporan Stok Barang Masuk dan Keluar

Cara Membuat Laporan Stok Barang Masuk dan Keluar

Setelah memahami rumus dan cara menghitung stok barang secara manual, langkah berikutnya adalah membuat laporan stok barang masuk dan keluar. Laporan ini sangat penting karena berfungsi sebagai arsip data inventaris dan alat pengawasan aktivitas gudang. Dengan laporan yang rapi dan teratur, Anda bisa mengetahui pergerakan barang setiap hari, minggu, atau bulan.

Berikut panduan langkah demi langkah untuk membuat laporan stok yang akurat dan mudah dipahami:

1. Siapkan Format Laporan

Pertama, tentukan format laporan yang ingin digunakan. Anda bisa menggunakan buku stok fisik, Microsoft Excel, Google Sheets, atau aplikasi inventory management.
Format standar laporan stok biasanya mencakup kolom-kolom berikut:

TanggalNama BarangKode BarangSatuanStok AwalBarang MasukBarang KeluarStok AkhirKeterangan

Struktur ini membantu Anda memantau pergerakan setiap barang dengan jelas dari hari ke hari.

2. Catat Barang Masuk Secara Detail

Setiap kali ada barang masuk ke gudang, pastikan Anda mencatatnya dengan lengkap.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Catat tanggal penerimaan barang.

  • Tulis jumlah dan satuan barang (misalnya: 20 dus, 50 pcs, 10 kg).

  • Cantumkan sumber barang (misalnya dari supplier A atau hasil produksi).

  • Pastikan data dicatat pada hari yang sama agar tidak tertukar dengan transaksi berikutnya.

Contoh:

12 Oktober 2025 — Barang masuk: 50 pcs Minyak Goreng Bimoli dari Supplier A.

3. Catat Barang Keluar dengan Akurat

Setiap kali ada barang keluar untuk dikirim ke pelanggan, toko, atau cabang lain, segera catat transaksi tersebut.
Data yang harus dimasukkan:

  • Tanggal pengeluaran barang,

  • Jumlah barang keluar,

  • Tujuan pengiriman,

  • Nama penerima atau bagian yang meminta barang.

Catatan ini akan membantu Anda mengetahui barang mana yang paling sering keluar dan seberapa cepat stok habis.

Contoh:

13 Oktober 2025 — Barang keluar: 30 pcs Minyak Goreng Bimoli untuk Pengiriman ke Toko Sejahtera.

4. Hitung Stok Akhir Setiap Periode

Setelah mencatat barang masuk dan keluar, Anda bisa menghitung stok akhir dengan rumus dasar:

Stok Akhir = Stok Awal + Barang Masuk – Barang Keluar

Lakukan perhitungan ini setiap hari, atau setidaknya setiap akhir minggu, agar laporan tetap akurat dan tidak terjadi selisih antara data dan kondisi fisik barang di gudang.

5. Tambahkan Kolom Keterangan

Kolom keterangan sering dianggap sepele, padahal sangat berguna untuk mencatat hal-hal penting seperti:

  • Barang rusak atau hilang,

  • Barang retur dari pelanggan,

  • Barang yang sedang diperiksa atau dalam proses pengiriman.

Dengan catatan tambahan ini, laporan stok Anda akan jauh lebih transparan dan mudah dianalisis.

6. Rekap Laporan Secara Berkala

Terakhir, buat rekap laporan bulanan atau mingguan agar mudah melihat tren pergerakan stok.
Misalnya:

  • Barang apa yang paling banyak keluar,

  • Barang apa yang sering menumpuk di gudang,

  • Perbandingan antara stok fisik dan stok tercatat.

Rekap ini juga sangat membantu saat Anda harus membuat keputusan pembelian atau perencanaan pengiriman.

Tips Mengontrol Stok Barang agar Tidak Selisih

Tips Mengontrol Stok Barang agar Tidak Selisih

Salah satu masalah yang paling sering dihadapi dalam manajemen persediaan adalah selisih antara stok fisik dan stok di catatan laporan. Selisih stok bisa menyebabkan kerugian besar — baik karena kehilangan barang, kesalahan pencatatan, maupun kelalaian manusia. Untuk mencegah hal itu, Anda perlu menerapkan strategi pengendalian stok barang yang tepat.

Berikut beberapa tips praktis untuk menjaga stok agar selalu akurat dan terkontrol:

1. Lakukan Stok Opname Secara Berkala

Stok opname adalah proses menghitung ulang barang fisik di gudang untuk memastikan jumlahnya sesuai dengan catatan di sistem.
Lakukan stok opname secara rutin — minimal sebulan sekali atau setiap kali terjadi pergantian periode laporan.
Beberapa hal penting saat melakukan stok opname:

  • Gunakan dua orang untuk menghitung (satu menghitung, satu mencatat).

  • Bandingkan hasil hitung dengan data di laporan.

  • Catat semua selisih, baik kekurangan maupun kelebihan barang.

Dengan cara ini, Anda bisa segera mengetahui kesalahan sebelum stok semakin kacau.

2. Gunakan Kode Barang atau Barcode

Kesalahan pencatatan sering terjadi karena barang memiliki nama atau varian yang mirip. Solusinya, gunakan kode barang unik atau barcode untuk setiap jenis produk.
Keuntungan sistem kode/barcode:

  • Meminimalkan kesalahan input,

  • Mempercepat proses pencatatan barang masuk dan keluar,

  • Mempermudah pencarian data di sistem atau laporan.

Bahkan, banyak toko dan gudang kini beralih ke sistem barcode digital yang terhubung langsung ke aplikasi stok, sehingga setiap transaksi otomatis tercatat.

3. Pisahkan Area Barang Masuk dan Barang Keluar

Salah satu penyebab stok tidak akurat adalah pencampuran area kerja antara barang yang baru datang dan barang yang siap dikirim.
Solusinya:

  • Buat zona khusus di gudang untuk barang masuk, barang keluar, dan stok siap jual.

  • Beri label atau tanda warna agar mudah dikenali oleh karyawan.

  • Pastikan setiap barang berpindah area hanya setelah dicatat di laporan stok.

Dengan tata letak yang jelas, alur pergerakan barang akan lebih tertib dan mudah diawasi.

4. Latih Karyawan dalam Pencatatan Stok

Kesalahan manusia (human error) masih menjadi penyebab utama selisih stok. Karena itu, penting untuk melatih setiap staf gudang agar memahami:

  • Cara mencatat barang masuk dan keluar,

  • Pentingnya ketepatan waktu dalam pencatatan,

  • Cara menggunakan sistem atau aplikasi inventori.

Karyawan yang disiplin dan paham prosedur akan membantu menjaga konsistensi data stok dari hari ke hari.

5. Gunakan Sistem Digital atau Aplikasi Inventory

Jika bisnis Anda sudah mulai berkembang dan jumlah barang semakin banyak, sebaiknya beralih dari pencatatan manual ke sistem digital.
Aplikasi inventory modern mampu:

  • Mencatat otomatis setiap barang yang masuk dan keluar,

  • Memberikan notifikasi saat stok hampir habis,

  • Menampilkan laporan stok real-time,

  • Mengurangi risiko salah hitung akibat input manual.

Beberapa aplikasi bahkan bisa diintegrasikan langsung dengan sistem penjualan dan pengiriman, sehingga semua data berjalan selaras.

6. Buat Jadwal Audit Internal

Selain stok opname rutin, lakukan juga audit stok internal secara acak (random check).
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua prosedur pencatatan dan pengawasan stok dijalankan dengan benar. Audit ini bisa dilakukan oleh manajer gudang atau tim independen yang ditunjuk perusahaan.

7. Catat Setiap Barang Rusak, Hilang, atau Retur

Jangan abaikan barang yang rusak, hilang, atau dikembalikan pelanggan. Semua kejadian ini harus dicatat secara resmi di laporan stok, agar tidak menyebabkan perbedaan antara stok fisik dan stok laporan.
Buat kolom khusus di laporan dengan keterangan seperti:

  • “Barang rusak saat pengiriman”

  • “Barang retur dari toko X”

  • “Barang hilang saat proses loading”

Dengan pencatatan yang rapi, Anda bisa menelusuri setiap selisih stok dengan cepat.

8. Integrasikan Stok dengan Sistem Pengiriman Barang

Kesalahan stok sering terjadi ketika barang sudah dikirim tapi belum dicatat sebagai “barang keluar”.
Untuk mencegah hal ini, Anda bisa menghubungkan sistem stok dengan sistem pengiriman.
Misalnya, saat barang dikirim menggunakan jasa ekspedisi atau armada internal, sistem otomatis mengurangi jumlah stok di gudang.

Jika Anda sering mengirim barang dalam jumlah besar, Anda bisa memanfaatkan aplikasi pengiriman seperti GolekTruk — platform digital yang membantu Anda mencari armada pengiriman barang dengan mudah, cepat, dan transparan. Dengan integrasi semacam ini, pencatatan stok dan pengiriman akan selalu sinkron tanpa perlu input manual.

Tips Mengontrol Stok Barang agar Tidak Selisih

Tips Mengontrol Stok Barang agar Tidak Selisih

Salah satu tantangan terbesar dalam manajemen gudang adalah selisih antara stok fisik dan stok di laporan. Masalah ini bisa menyebabkan kebingungan, keterlambatan pengiriman, bahkan kerugian finansial. Oleh karena itu, setiap bisnis perlu memiliki strategi yang efektif untuk mengontrol stok barang agar selalu akurat dan terpantau.

Berikut beberapa tips penting yang bisa Anda terapkan:

1. Lakukan Stok Opname Secara Berkala

Stok opname atau perhitungan fisik barang harus dilakukan secara rutin — misalnya setiap akhir minggu atau akhir bulan.
Tujuannya adalah memastikan jumlah barang di gudang sesuai dengan catatan laporan.

Langkah-langkah yang disarankan:

  • Bentuk tim khusus yang terdiri dari minimal dua orang (satu menghitung, satu mencatat).

  • Gunakan daftar stok terakhir sebagai acuan.

  • Catat semua selisih, baik lebih maupun kurang, lalu analisis penyebabnya.

Dengan stok opname rutin, Anda dapat segera menemukan kesalahan pencatatan sebelum menyebabkan kerugian besar.

2. Gunakan Kode Barang atau Sistem Barcode

Kesalahan sering terjadi karena barang memiliki nama mirip atau varian berbeda. Untuk menghindarinya, buat kode unik untuk setiap jenis barang atau gunakan barcode scanner.

Manfaat sistem barcode:

  • Mempercepat proses input barang,

  • Mengurangi kesalahan manual,

  • Memudahkan pencarian data barang,

  • Menyediakan riwayat transaksi stok secara otomatis.

Dengan sistem ini, Anda dapat mengontrol stok dengan lebih cepat dan akurat.

3. Pisahkan Area Barang Masuk dan Barang Keluar

Penataan gudang yang tidak rapi sering menyebabkan barang tertukar antara yang baru datang dan yang siap dikirim. Solusinya adalah:

  • Buat zona khusus untuk barang masuk, barang keluar, dan stok siap jual.

  • Gunakan label warna atau papan petunjuk agar mudah dikenali.

  • Pastikan barang berpindah area hanya setelah dicatat di sistem stok.

Dengan pemisahan area yang jelas, risiko kehilangan atau salah catat bisa berkurang drastis.

4. Latih Karyawan Mengenai Prosedur Pencatatan Stok

Banyak kesalahan stok disebabkan oleh kurangnya pemahaman staf gudang dalam prosedur pencatatan.
Solusinya: adakan pelatihan internal agar karyawan memahami:

  • Cara mencatat barang masuk dan keluar,

  • Pentingnya pencatatan tepat waktu,

  • Cara menggunakan sistem stok digital atau aplikasi inventori.

Karyawan yang terlatih akan membantu menjaga konsistensi dan keakuratan data stok setiap hari.

5. Gunakan Aplikasi atau Sistem Inventory Digital

Jika bisnis Anda sudah berkembang, pencatatan manual tidak lagi efisien. Gunakan aplikasi manajemen stok digital untuk mencatat barang masuk dan keluar secara otomatis.

Kelebihannya:

  • Data stok tersimpan otomatis dan bisa dicek kapan pun,

  • Mengurangi risiko kesalahan manusia,

  • Dapat diintegrasikan dengan sistem penjualan dan pengiriman,

  • Memberikan laporan stok real-time.

Sistem digital ini juga mempermudah Anda dalam membuat laporan bulanan dan analisis performa stok.

6. Catat Barang Rusak, Hilang, dan Retur dengan Jelas

Setiap barang yang rusak, hilang, atau dikembalikan pelanggan harus tercatat secara resmi.
Tambahkan kolom khusus di laporan stok untuk mencatat:

  • Barang rusak di gudang,

  • Barang hilang dalam perjalanan,

  • Barang retur dari pelanggan.

Catatan ini membantu Anda menelusuri penyebab selisih stok dengan lebih mudah.

7. Integrasikan Stok dengan Sistem Pengiriman Barang

Kesalahan pencatatan sering muncul karena barang sudah dikirim tetapi belum diinput sebagai barang keluar.
Solusinya: integrasikan sistem stok dengan sistem pengiriman logistik.
Setiap kali barang dikirim, data otomatis berkurang di laporan stok.

Anda bisa memanfaatkan aplikasi pengiriman seperti GolekTruk, yang membantu mencari armada pengiriman barang dengan cepat, efisien, dan transparan. Dengan integrasi semacam ini, stok dan proses pengiriman selalu sinkron tanpa perlu pencatatan manual.

Rekomendasi: Gunakan Aplikasi GolekTruk untuk Pengiriman Barang Anda

GolekTruk

Setelah stok siap dikirim, pastikan proses pengiriman juga efisien.
Gunakan GolekTruk — aplikasi terbaik untuk mencari armada pengiriman barang di seluruh Indonesia.

Dengan GolekTruk, Anda bisa:

  • Mencari truk atau ekspedisi sesuai kebutuhan (pickup, box, fuso, trailer)

  • Mengetahui tarif secara transparan

  • Menghemat waktu dan biaya logistik

GolekTruk membantu bisnis Anda mengelola stok sekaligus mengoptimalkan distribusi barang — cepat, aman, dan transparan.

Kesimpulan

Mengelola stok barang masuk dan keluar bukan sekadar mencatat angka di laporan — tetapi tentang bagaimana Anda mengendalikan arus barang agar bisnis berjalan efisien dan tanpa kerugian.
Dengan memahami cara menghitung stok barang masuk dan keluar, Anda dapat memastikan setiap transaksi tercatat dengan benar, meminimalkan kesalahan pencatatan, serta mengetahui kondisi persediaan secara real-time.

Beberapa hal penting yang perlu Anda ingat:

  • Gunakan rumus dasar stok untuk menghitung persediaan dengan tepat,

  • Buat laporan stok yang rapi dan terstruktur,

  • Lakukan stok opname secara berkala untuk menghindari selisih,

  • Dan pertimbangkan penggunaan sistem digital atau aplikasi inventory agar proses pencatatan lebih mudah dan cepat.

Selain pengelolaan di gudang, hal lain yang tak kalah penting adalah memastikan proses pengiriman barang berjalan lancar. Karena seakurat apa pun pencatatan stok Anda, akan sia-sia jika pengiriman terlambat atau tidak terpantau.

GolekTruk Makin Lengkap

Sudah tau Golektruk belum ?

GolekTruk adalah marketplace logistic no. 1 di Indonesia, yang mempertemukan antara pengirim muatan dan penyedia jasa angkut, dan bisa bernegosiasi secara langsung tanpa ada POTONGAN sepeserpun !

Kamu bisa memakai golektruk untuk meningkatkan usaha jasa angkutmu dan untuk pengirim muatan, kamu bisa memakai GolekTruk untuk membantu anda pindahan rumah, kontrakan, kos maupun kebutuhan yang lainnya dengan mudah!

Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kemudahan dan efisiensi dalam mengelola bisnis logistik mu. GolekTruk kini hadir dengan fitur terbaru yang akan mengubah cara kamu bekerja. Selain menghubungkan dengan ribuan pemilik truk, kami juga menyediakan berbagai macam perlengkapan logistik yang dapat kamu beli dengan mudah. Dengan GolekTruk, kamu tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga mendapatkan akses ke berbagai pilihan produk dengan harga yang kompetitif. Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi GolekTruk sekarang dan rasakan perbedaannya!

GolekTruk Makin Lengkap! Sekarang, bukan hanya cari jasa angkutan atau muatan, kamu juga bisa beli semua kebutuhan logistikmu di sini. Lebih mudah, lebih cepat!

Golektruk sudah banyak penggunanya ! dan di download lebih dari 150 ribu orang di seluruh Indonesia.

kamu mau coba ?

Unduh aplikasi GolekTruk sekarang di Play Store.


Bagikan
svg

Apa yang Anda pikirkan?

Lihat Komentar / Tinggalkan Komentar

Leave a reply

svg